TARI MARAGA, FILOSOFI LOGO BEA CUKAI MAKASSAR

Halo Sobat Maraga, Sahabat Bea Cukai Makassar ...

Kali ini kita akan membahas tentang tari Maraga atau Paraga, sebelumnya Sobat sudah tahukan asal muasal filosofi logo Bea Cukai Makassar? Yup benar dari tari Maraga. 

Yuk kita ulas apa itu tarian Maraga... disimak yah Sobatku...

Maraga/Paraga adalah permainan, olahraga sekaligus kesenian tradisional asal Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan. Berbeda dengan permainan dan olahraga tradisional sepak takraw, paraga dimainkan tidak untuk dipertandingkan, melainkan sebagai atraksi unjuk kebolehan. 

Dalam Maraga, bola rotan dipantul-pantulkan tidak hanya menggunakan kaki, tapi juga kepala dan tangan. Keberadaan passapu, topi segitiga yang diberi lapisan kanji agar mampu menegak, sangat membantu para pemain paraga saat melakukan olah bola dengan kepala. Para pemain maraga juga kerap memanfaatkan sarung yang menjadi bagian dari kostum mereka untuk mengolah bola.

Posisi pemain dalam mengolah bola pun beragam. Mulai dari berdiri, duduk, jongkok, hingga berbaring! Maraga pun dimainkan dalam berbagai formasi. Salah satunya, formasi menara yang terbentuk dari tumpukan para pemain yang berdiri di atas bahu pemain lainnya hingga berbentuk seperti menara.

Bola Maraga juga berbeda dengan bola rotan yang kerap digunakan untuk sepak takraw. Satu bola Maraga utuh memiliki tiga lapis anyaman rotan. Kebanyakan pemain paraga bisa membuat sendiri bola Maraga. Jadi, jika ada bagian bola yang rusak, mereka bisa memperbaikinya. Usai dibuat, bola pun memerlukan perlakuan khusus sebelum dimainkan. Konon, bola Maraga diberi mantra khusus oleh guru atau pemain senior, agar keselamatan dan kekompakan para pemain tetap terjaga saat memainkan Maraga.

Dimainkan dengan iringan musik yang terdiri dari gendang dan gong, juga calong-calong yakni alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan potongan kayu agar para pemainnya tetap bersemangat. Para pemain paraga pun bergerak memantul-mantulkan bola sambil menari mengikuti iringan tetabuhan musik yang dimainkan. 

Sobat, ini merupakan kekayaan budaya Sulawesi Selatan yang harus kita lestarikan. Kalau bukan Sobat Maraga, siapa lagi?

<