Pelepasan Ekspor, Perkuat Eksistensi Komoditas Unggulan Sulawesi Utara di Pasar Global



Bitung, 25-04-2025 – Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara, Erwin Situmorang, dalam dan Kepala Kantor Bea Cukai Bitung bersama Walikota Bitung serta Wakil Walikota Manado serta jajaran Forkopimda Sulawesi Utara menghadiri pelepasan ekspor komoditas perikanan dan perkebunan asal Sulawesi Utara pada Rabu (23/04). Kali ini berbagai komoditas telah diekspor dengan jumlah 213,75 ton dan nilai ekonomis sebesar Rp13,361 miliar.

Ada beragam komoditas yang diekspor melalui Terminal Petikemas Pelabuhan Bitung kali ini. Antara lain seperti konsentrat air kelapa sebanyak 72,5 ton ke Tiongkok, desiccated coconut sebanyak 26 ton ke Italia, 26 ton ke Rusia, dan 13 ton ke Tiongkok, coco chip 2 ton ke Tiongkok, serta Bunga Pala (Mace) sebanyak 5,46 ton ke India. Selain itu, produk perikanan unggulan berupa ikan cakalang kaleng juga turut diekspor, masing-masing sebanyak 18,05 kg ke Belgia dan Amerika Serikat, serta 30,2 kg ke Arab Saudi.

Ekspor kali ini merupakan tonggak penting dalam kebangkitan ekonomi daerah. Ini menjadi bukti nyata daya saing global Sulut, serta menyerukan sinergi lintas sektor untuk terus mendorong ekspor bernilai tambah, penguatan sumber daya manusia, dan dukungan terhadap produk lokal.

Salah satu sorotan utama adalah ekspor perdana bunga pala atau mace sebanyak 5,46 ton oleh PT Agro Fresh Global ke India. Mace, atau dalam istilah farmasi dikenal sebagai Myristicae arillus, merupakan lapisan tipis berwarna merah yang menyelubungi biji pala. Komoditas ini bernilai tinggi karena penggunaannya yang luas di sektor kuliner, farmasi, kosmetik, hingga parfum. Keberhasilan ini mencerminkan kontribusi signifikan UMKM dalam menembus pasar global dan menunjukkan bahwa produk rempah asal Sulut memiliki potensi besar di kancah internasional.

Selain PT Agro Fresh Global, turut berpartisipasi dalam ekspor hari ini enam perusahaan lainnya, yakni PT Sinar Purefood International, PT Boffe Coconut Indonesia, PT Surya Pratama Agung Bahtera, PT Royal Coconut, PT Trimustica Cocominaesa, dan PT Delta Pacific Indotuna. Dari total tujuh perusahaan, dua di antaranya merupakan eksportir komoditas perikanan, sementara lima lainnya bergerak di sektor perkebunan, khususnya produk turunan kelapa dan rempah.

Erwin dalam kesempatan tersebut menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung kelancaran ekspor. “Kami mendukung penuh upaya para eksportir lokal untuk menembus pasar internasional. Ekspor berkelanjutan komoditas Sulawesi Utara ini menunjukkan keunggulan daya saing produk Indonesia, meskipun kita tengah menghadapi tantangan dari kondisi politik global,” ujarnya.

Sebagai bentuk konkret dukungannya, Bea Cukai pun terus menjalankan peran aktif sebagai fasilitator perdagangan dan pendamping industri. Melalui penyediaan layanan asistensi ekspor dan fasilitas seperti Klinik Ekspor, Bea Cukai berupaya memperkuat basis ekspor nasional, khususnya dari sektor UMKM, agar lebih inklusif dan tangguh menghadapi dinamika global.

Pelepasan ekspor ini bukan hanya simbol keberhasilan dagang, tetapi juga mencerminkan sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis komoditas unggulan lokal.