Optimalkan Logistik, Bea Cukai Tanjung Emas Dukung Penggunaan Kereta Api untuk Impor Kedelai

Semarang (5/3) – Bea Cukai Tanjung Emas terus berupaya mendukung kelancaran arus barang impor dengan mengkaji opsi pengangkutan multimoda. Salah satu rencana yang dibahas dalam audiensi bersama PT Bintang Laut Platinum adalah penggunaan jalur kereta api untuk mengangkut kedelai impor dari Surabaya ke Semarang.


Saat ini, kedelai yang diimpor ke Jawa Tengah umumnya dikirim menggunakan truk. Namun, PT Bintang Laut Platinum mengusulkan opsi baru, yaitu memanfaatkan jalur kereta api untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kepadatan di jalur darat. "Dengan menggunakan kereta api, diharapkan distribusi lebih cepat, biaya lebih hemat, dan dampak lingkungan lebih kecil dibandingkan penggunaan truk," ujar Founder PT Bintang Laut Platinum, Iko Sukma. Perwakilan dari Balai Teknik Perkeretaapian menjelaskan bahwa jalur kereta menuju Pelabuhan Tanjung Emas sebenarnya telah ada, tetapi masih perlu pengujian lebih lanjut sebelum bisa digunakan secara optimal. Jalur ini sebelumnya lebih sering digunakan untuk ekspor, sehingga perlu dilakukan penyesuaian agar bisa mengakomodasi barang impor seperti kedelai. Selain aspek logistik, pembahasan juga mencakup proses karantina. Berdasarkan aturan yang berlaku, karantina kedelai impor harus diselesaikan di Surabaya sebelum dikirim ke Semarang. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan sebelum didistribusikan ke masyarakat. Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas, Tri Utomo Hendro Wibowo, menyampaikan bahwa Bea Cukai siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pengangkutan berjalan lancar. "Kami mendukung inovasi dalam logistik, tetapi tetap harus memastikan seluruh proses kepabeanan dan perizinan berjalan sesuai aturan agar distribusi kedelai ke masyarakat tidak terhambat," katanya.
Dengan adanya rencana ini, diharapkan distribusi kedelai impor ke Jawa Tengah bisa lebih efisien dan stabil, sehingga harga di pasaran tetap terjaga.