Kuatkan Mental, Siap untuk Bersih dan Melayani
Dalam rangka peningkatan disiplin dan motivasi pegawai, Bea Cukai Bogor melaksanakan kegiatan pembinaan mental atau yang lebih sering disebut Bintal pada Senin (15/3). Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh pegawai baik secara luring maupun daring.
Program Bintal Bea Cukai Bogor merupakan program triwulanan. Masih dalam rangkaian kegiatan penguatan zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani, maka bintal kali ini mengusung tema “Mewujudkan Kantor yang Bersih dan Melayani”.
Acara bintal dimulai dengan sambutan oleh Kepala Seksi Kepatuhan Internal, Ade. Ia mengingatkan bahwa pegawai wajib menerapkan nilai-nilai Kementerian Keuangan dan Sikap Dasar Bea Cukai dengan penekanan pada integritas dan profesional dalam melayani.
Masuk ke acara inti, Bintal kali ini mengundang Ustadz Hilman Fauzi sebagai narasumber. Founder Komunitas Teman Hijrah Indonesia yang akrab disapa Aa Hilman ini, membuka ceramahnya dengan mengingatkan agar selalu bersyukur. Bersyukur merupakan bagian yang menguatkan kita dan kuncinya adalah keyakinan hati.
Sesuai dengan tema, Ustadz Hilman menyampaikan beberapa karakter yang perlu dihadirkan untuk mewujudkan Bea Cukai Bogor bersih dan melayani. Karakter itu seperti yang pernah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebutkan yaitu 4 golongan orang yang haram tersentuh api neraka. Mereka adalah golongan orang yang Hayyin, Layyin, Qarib dan Sahlin.
“Hayyin artinya orang yang tenang, menenangkan. Saat interaksi dengan orang lain, akan mendatangkan ketenangan. Bagaimana membuat orang yang datang ke Bea Cukai Bogor tenang dan menghadirkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, harus timbul hayyin dari diri pegawai masing-masing dan berusaha saling menenangkan satu sama lain” Urai Ustadz yang juga dikenal sebagai Trainer dan Motivator pada bidang Spiritual Values Improvement ini.
Dijelaskan Ustadz Hilman, Layyin artinya orang yang lemah lembut, melembutkan. Implementasinya dimulai dari perkataan/lisan. Berbicara yang lembut, tidak menyakiti, tidak menyinggung dan tidak menyudutkan serta berbicara yang benar dengan cara yang benar.
Adapun tentang Qarib, Ustadz Hilman mengartikannya sebagai orang yang dekat dan mendekatkan. Apabila dekat dengan sosok berkarakter Qarib, maka akan terasa nyaman, kehadirannya menjadi biang solusi bukan biang masalah, dan ia senantiasa Ikut berkontribusi pada titik yang kita bisa ikuti.
“Karakter keempat, yaitu Sahlin, artinya orang yang memudahkan urusan orang lain. Seperti janji Allah SWT yaitu barang siapa memudahkan orang lain di dunia, maka Allah SWT akan memudahkan di akhirat. Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan. Selama hidup jangan lupa berbuat baik karena kita tidak tahu sampai kapan kita bisa berbuat demikian dan tidak tahu kebaikan mana yang masuk surga. Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan” Sambung Ustadz Hilman.
Di akhir ceramahnya, Ustadz Hilman memberikan penguatan supaya menjadikan pekerjaan sebagai ladang ibadah, niat karena Allah SWT dan jangan meninggalkan salat. Jangan mengukur kebaikan di dunia dibalas di dunia. Jangan silau dengan dunia, dunia hanya sementara, perkuat akhirat. Bekerja selalu melibatkan Allah SWT. Jika sukses tidak akan sombong, jika tidak berhasil tidak akan kecewa.
“Semoga keempat golongan itu bisa menghadirkan dalam diri Bea Cukai Bogor dan dapat dijaga supaya terwujud kantor yang bersih dan melayani” pungkasnya.