Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Meraih status sebagai wisudawan Politeknik Keuangan Negara STAN bukanlah proses yang mudah bagi saya. Perjuangan tidak hanya untuk mendapatkan  satu kursi disana, namun juga untuk mempertahankan kursi tersebut selama dua semester lamanya. Tak  berhenti sampai disana, masih ada beragam proses lain yang menanti saya setelah menyandang status sebagai wisudawan kampus Ali Wardana tersebut. Salah satu diantaranya adalah penempatan On-The-Job-Training (OJT), yang merupakan awal karir bagi saya dan teman-teman calon CPNS di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Kekhawatiran muncul sepanjang hari-hari menuju pengumuman penempatan OJT, mengingat saya dan teman-teman calon CPNS DJBC akan disebar dan ditugaskan ke seluruh wilayah Indonesia. Hari-hari menuju pengumuman saya isi dengan mempersiapkan mental dan memperbanyak doa semoga diberi penempatan terbaik. Jujur, di usia saya yang terbilang masih sangat muda ini, saya belum sepenuhnya siap untuk ditempatkan di daerah-daerah pelosok Indonesia dan masih sangat besarkeinginan untuk bisa tinggal dekat dengan keluarga.

Syukur adalah respon pertama saya ketika penempatan OJT diumumkan. Ketika banyak teman-teman saya yang harus merantau jauh dari tempat asalnya, saya berkesempatan bekerja dan tinggal didaerah asal saya sendiri, Sumatera Utara. Nama saya terterabersamadengan nama sembilan belas calon CPNS DJBC lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia untuk ditugaskan di KPPBC TMP B Kualanamu. Saya sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan kantor pertama saya, kantor tempat saya akan menyusun bagian awal dari alur karir saya di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Hari itupun akhirnya tiba. Saya dibuat jatuh cinta pada pandangan pertama oleh Bea Cukai Kualanamu. Sejauh mata memandang, kantor ini terlihat sempurna sebagai tempat bekerja dan beraktivitas saban hari. Kantor ini memiliki interior yang klasik dan unik bak hotel serta dilengkapi dengan speaker di setiap sudutnya yang memainkan berbagai genre musik yang semakin membuat suasana kantor ini menjadi lebih hangat dan asyik. Di samping itu, kantor ini didukung dengan lingkungan yang asri dan bersih karena menyatu dengan area Bandara Internasional Kualanamu.

Setelah hampir seminggu melakukan pengenalan lingkungan kantor, saya semakin dibuat kagum dan terpesona dengan cara kantor ini untuk membuat pegawai dan pengguna jasanya merasa senyaman mungkin dan rela menghabiskan waktu mereka berjam-jam di tempat ini. Kantor ini terbilang sangat lengkap dibanding dengan kantor-kantor Bea Cukai lainnya yang sudah pernah saya kunjungi. Dimulai dari poliklinik, koperasi, ruang rapat, aula, toilet yang bersih, dan parkiran yang cukup luas. Ada pula Venus Creative Centre yang berisi alat gym dan olahraga, alat musik, dan sudut bacaan. Selain itu, terdapat salon dan barbershop yang bisa dikunjungi di hari-hari tertentu oleh pegawai serta adanya ruang laktasi untuk pegawai wanita yang merupakan ibu menyusui. Kemudian, dibuat pula tempat berkumpul dan bersantai yang nyaman, seperti saung di dekat danau, atau sudut berhiaskan mural yang dilengkapi dengan kolam ikan dan sarang burung hias.

Pada minggu kedua, saya dan teman-teman dibagi ke setiap seksi di kantor ini. Terdapat satu subbagian dan enam seksi di kantor ini, yakni Subbagian Umum, seksi Penindakan dan Penyidikan (P2), seksi Kepatuhan Internal (KI), seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI), seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai (PKC), seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen (PDAD), serta seksi Perbendaharaan. Saya berkesempatan untuk bergabung dengan seksi P2 bersama enam teman saya lainnya. Di satu sisi, saya merasa sangat antusias karena saya yakin akan mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran, namun di sisi lain ada sedikit rasa takut karena mungkin seksi ini akan menyita seluruh waktu dan tenaga saya serta menyajikan sistem dan suasana kerja yang tegang dan keras seperti sistem militer.

Benar saja, pada hari pertama saya di seksi tersebut, saya dan teman-teman langsung diperintahkan untuk lembur oleh Kasubsi Penyidikan. Beliau mengatakan hal tersebut untuk melatih kami dengan kebiasaan yang sudah menjadi kebudayaan di seksi ini. Kami mengisi lembur tersebut dengan membahas serta mendiskusikan peraturan bea cukai bersama Beliau. Berlama-lama berbincang dengan beliau juga mematahkan asumsi saya tentang suasana kerja di seksi P2 yang saya anggap seperti militer. Pegawai-pegawai di seksi ini memiliki rasa kepedulian dan kekompakan yang sangat tinggi, serta mampu mencairkan suasana kerja dan membuat junior baru seperti saya merasa sangat nyaman di tengah-tengah mereka.

Sebagai pekerja yang masih dalam status On-The-Job-Training, saya tidak dapat melakukan semua pekerjaan seperti pegawai lainnya, sebab saya hanya berhak atas pekerjaan-pekerjaan tertentu. Tugas saya di seksi P2 yakni, meng-input surat masuk dan pendisribusian surat keluar, perekaman SBP ke mailmerge yang kemudian dilanjutkan dengan mencetak berkas penindakan dan penyidikan, membantu pengisian logbook, ckp, dan e-performance pegawai P2, serta pencacahan barang hasil penindakana. Saya juga diberikan kesempatan untuk membantu mengarahkan barang penumpang di x-ray terminal kedatangan internasional kualanamu serta mengamati prosedur kerja senior-senior saya disana, khususnya cara mereka bersentuhan langsung dengan penumpang. Sungguh pengalaman yang luar biasa, yang saya yakin belum didapatkan oleh teman-teman saya yang ditugaskan di seksi lainnya.

Selain disibukkan dengan tugas di seksi masing-masing, pegawai di kantor ini disibukkan pula dengan kegiatan lainnya seperti karate yang dijadwalkan setiap Selasa dan Rabu serta kegiatan Jumat Sehat yang diisi dengan kegiatan senam, voli atau tenis meja. Di samping untuk menciptakan pegawai yang sehat secara jasmani, Bea Cukai Kualanamu juga terdorong untuk menciptakan pegawai yang sehat secara rohani, yakni dengan giat melaksanakan bintal seperti ibadah untuk pegawai beragama Kristen serta pengajian untuk pegawai beragama Islam. Selanjutnya, kantor ini cukup sering mengadakan seminar, workshop, atau kegiatan lainnya untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam pelaksaan tugas mereka.

Tidak terasa sudah enam minggu saya bekerja dan belajar di tempat ini. Kini saya bukan lagi hanya bersyukur untuk alasan dapat ditempatkan di kantor yang berada di daerah asal saya, namun untuk alasan yang jauh lebih besar. Saya bersyukur karena ditugaskan dan dapat menjadi bagian dari kantor dengan jargon “yang terbaik” ini, karena saya yakin hanya orang-orang terbaik pulalah yang dapat turut menjadi bagian di dalamnya. Bea Cukai, Makin Baik. Bea Cukai Kualanamu, Yang Terbaik.

 

Ditulis oleh Maria Novalina, pegawai on-the-jon-training pada Bea Cukai Kualanamu