Ganja Synthetic Lagi Marak Beredar di Kampus

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso mensinyalir ganja synthetic sedang marak dan banyak beredar di kalangan kampus.  Hal ini dia sampaikan pada saat press conference Selasa 24 Nopember 2015 di Kantor Pelayanan Utama Tipe C Bea dan Cukai Seokarno Hatta dalam rangka pengungkapan penyelundupan narkotika.

  

Petugas Bea dan Cukai KPU Soekarno Hatta bekerjasama dengan pihak Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini berhasil menggagalkan 19 kasus penegahan ribuan butir sabu-sabu, ekstasi, happy five, obat penanang dan synthetic cannabinoid dengan total tersangka 15 orang.

  

Budi Waseso yang biasa disapa dengan “Buwas” itu menjelaskan, keberhasilan penegahan ini menandakan keberhasilan wujud kerjasama antara instansi terkait termasuk Bea dan Cukai, BNN dan Kepolisian yang juga melibatkan komponen lainnya. “Masalah narkoba ini tidak sederhana.  Jumlah tangkapan ini termasuk penyelamatan dari generasi muda kurang lebih 113 ribu jiwa.  Ini tidak bisa dihargai dengan nilai uang,” ujarnya.

  

Buwas mensinyalir bahwa ganja synthetic atau yang dikenal dengan “tembakau gurilla” itu kini sudah banyak beredar di wilayah perguruan tinggi yang ada di Jakarta termasuk perguruan tinggi di daerah. Dia mengharapkan supaya semua menyikapi hal ini bersama-sama termasuk para wartawan. Dia menjelaskan kini di belahan dunia sudah ada sekitar 541 jenis narkoba baru dan yang sudah masuk ke wilayah Indonesia sudah mencapai 36 jenis narkoba, termasuk yang lagi trend ganja synthetic.

Menurutnya yang paling penting adalah bagaimana mensosialisasikan hal ini kepada lapisan masyarakat khususnya kepada kalangan remaja agar dapat menolak penyalahgunaan narkotika ini. Karena hal ini dapat merusak generasi muda dan juga bangsa ini. “Kita harus sama-sama memberantas daripada masalah narkoba ini,” harapnya.

Buwas mewaspadai bahwa akhir tahun ini yaitu bulan Desember sudah dapat dipastikan bahwa pesanan narkotika cukup banyak.  “Ini harus kita hentikan,  dan dalam waktu dekat saya akan mengumpulkan pengusaha hiburan malam untuk mensosialisasikan hal ini.  Apabila narkotika terdapat pada hiburan malam, kita akan tindak dengan tegas,” katanya.

Kepala BNN ini tidak main-main dengan peredaran narkotika saat ini di tanah air, harus dibasmi bersama-sama.  Selain menjalin kerjasama antara DJBC, Kepolisian dan BNN, ke depan akan dijalin kerjasama yang baik termasuk melibatkan Direktorat Jenderal Pajak, PPATK untuk menelusuri peredaran uang haram dari perdagangan narkotika ini dan juga TNI.  

Menurutnya, perdagangan narkotika saat ini sudah mulai banyak menggunakan transportasi laut, sehingga dibutuhkan kerjasama yang lebih luas termasuk bekerjasama dengan TNI dalam menggalang kekuatan menggunakan personil dan kapal TNI.  “Karena narkotika ini sudah menjadi musuh Negara yang mematikan dan sangat membahayakan,” ujar Buwas.

Buwas juga menyarankan kepada para remaja dan mahasiswa Trisakti, Perbanas dan Lembaga Akuntansi Negara yang kebetulan mengadakan kunjungan ke KPU Bea dan Cukai Soekarno Hatta dan diikutsertakan dalam mengikuti konperensi pers itu supaya menjadi perhatian dalam penyalahgunaan narkotika.  Dia menjelaskan bahwa para tersangka yang dihadirkan sebanyak 5 (lima) orang termasuk pelaku pembunuhan berencana dan pembunuhan missal yang tidak memiliki perasaan dan harus dihukum setimpal dengan perbuatannya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menyampaikan bahwa apabila dilihat beberapa bulan terkahir ini, sinergi kerjasama antara penegak hukum di bidang narkotika ini telah menunjukkan puncak yang paling tinggi dan kerjasama ini akan terus dilanjutkan.  Heru menyampaikan bahwa beberapa bukti dari sinergi kerjasama yang baik antar penegak hukum ini pada waktu lalu selain dari sisi jumlah tangkapan yang cukup besar, dari segi frekwensi tangkapan juga semakin banyak. 

Tiga bulan terkahir ini telah berhasil meringkus 15 tersangka dengan total kasus 19, artinya dalam setiap bulan mereka memasukkan jumlah yang lebih sering atau boleh dikatakan setiap minggu bisa lebih dari satu kali kasus penyelundupan. Sesuai data tangkapan yang berhasil digagalkan yaitu; sabu-sabu sebanyak 11,8 kg, ekstasi 1.292 butir, happy five 9.000 butir, xanax (obat penenang) 12 butir dan synthetic  cannabinoid sebanyak 19,6 kg.

Heru Pambudi mengakui bahwa setiap kasus penangkapan ini tidak berdiri sendiri.  Keberhasilan tangkapan ini melalui suatu analisa bersama.  Analisa bersama ini berawal dari informasi kedatangan atau manifest baik manifest orang maupun manifest barang di bandara udara dan juga penumpang melalui kapal very yang kemudian bekerjasama dengan pihak Kepolisian dan juga anggota BNN untuk penindakan lebih lanjut. 

Subdit Humas dan Penyuluhan @November 2015