Bintal Muslim, Gender Dalam Perspektif Islam
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat
Sosok tokoh wanita yang menjadi simbol kekuatan untuk bangkit dari stigma lama yang mengukung kebebasan dalam hal meraih pendidikan.
Lantas, Bagaimana perspektif islam dalam memandang kedudukan wanita?
Hal tersebut dijelaskan dalam kegiatan pembinaan mental pegawai oleh Bapak Farid Wajdy, S. Ag, M.Pd (21/04). Bintal dengan tema “Gender dalam Perspektif Islam” dilaksanakan secara daring dengan diikuti oleh seluruh pegawai muslim di Bea Cukai Banyuwangi.
Tahukah SobatIsun, bahwa pada jaman dahulu, wanita tidak dihargai, dijadikan sebagai alat dan dianggap sebagai aib dalam keluarga, bahkan sampai harus mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang tidak berdosa. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 58-59 yang artinya “Dan apabila seseorang dari mereka memberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Dan apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” Terdapat kontroversi tentang konsep relasi gender yang seakan adanya ketidakadilan bagi perempuan. Namun, jika memperhatikan metode tafsir yang benar maka dipahami ayat-ayat tersebut merupakan proses mewujudkan keadilan dan kesetaraan secara konstruktif dalam masyarakat. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan kecuali ketakwaannya, disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13.
Islam adalah agama yang menjaga kesetaraan dan keadilan.