Bincang Besame Kite 1 (BBK), Menggali Potensi Dalam Diri Milenial
Bersyukur, berproses, dan bertumbuh merupakan tiga hal yang harus dimiliki generasi muda beacukai sebagai modal dalam mengemban tugas di masa kini. Mindset yang diterapkan di era informasi dan reformasi sekarang ini juga mesti diperbaharui, tidak bisa lagi menggunakan pola pikir yang tidak adaptif.
Oleh karena itu, generasi muda beacukai mesti membumi serta senantiasa menggali potensi diri agar bisa menjadi ASN yang kompeten sekaligus rendah hati dalam menyelesaikan tantangan yang ada. Bukan hanya belajar secara formal, menggali potensi diri mengandung arti yang luas, termasuk belajar tentang kehidupan.
Kepala Bagian Umum Kanwil DJBC Aceh Muchamad Ardani menyampaikan hal itu dalam peluncuran Bincang Besame Kite 1 (BBK), sebuah talkshow daring kepada ratusan peserta yang sebagian besar merupakan generasi milenial pegawai bea dan cukai, Rabu, (1/7).
Bincang Besame Kite adalah webinar yang digagas oleh kepala KPPBC TMP C Pangkalpinang, Yetty Yulianty, yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dari narasumber-narasumber handal terkait pengembangan diri maupun yang berkaitan dengan kepabeanan dan cukai. Pada edisi perdana kali ini, BBK mengambil tema “Menggali Potensi Dalam Diri Milenial”.
“Beacukai Makin Baik adalah slogan dan komitmen DJBC untuk selalu makin baik. Intinya adalah usaha untuk selalu memperbaiki. Itu adalah pesan yang ingin dikirimkan kepada kita semua pegawai beacukai agar mengimplementasikan hal tersebut dalam pelaksanaan tugas,” kata Ardani.
Ardani mengatakan bahwa 70% pegawai DJBC merupakan generasi milenial. Generasi yang sedari kecil sudah familiar dengan smartphone ini diharapkan tetap memiliki sikap hormat kepada yang lebih senior yang mana merupakan ciri khas dari sikap setiap pegawai beacukai. Respon ‘Siap Ndan’ yang kerap dilontarkan pegawai beacukai menjadi sebuah kebiasaan karena kita dilatih secara paramiliter. Jalur komando DJBC yang jelas membuat pegawai gampang untuk diarahkan, sehingga arahan pimpinan untuk senantiasa makin baik menjadi hal yang tidak dapat ditunda lagi.
Oleh karena itu, menjadi lebih baik hendaknya dimaknai secara luas. Bersyukur, berproses, dan bertumbuh dapat diejawantahkan dari hal mendasar yaitu bersyukur telah menjadi bagian dari pegawai muda beacukai serta terus menggali potensi diri serta menerapkannya untuk kemajuan institusi dan bangsa. Apalagi DJBC memiliki parameter kompetensi yang disebut dengan Social Cultural. Tidak bisa tidak pegawai mesti turun ke tengah masyarakat secara inklusif.
Ardani berpesan bahwa pegawai hendaknya memiliki hobi yang positif dan ditekuni. Hobi yang digeluti jangan hanya sampai dalam lingkup kantor, namun bisa diperluas sampai lingkup kampus dan lain-lain. Menurut dia, dengan menekuni hobi pegawai muda dapat mengalami proses belajar dan bertumbuh. “Mungkin sekarang kita sedang bertugas di P2 (penindakan dan penyidikan), kita dapat belajar buku tentang teori intelijen. Jangan sekedar yang ada di kantor, buku-buku intelijen menurut saya cocok dibaca untuk menambah pengetahuan pegawai muda di P2. Passion seperti ini yang harus digali oleh setiap pegawai muda,” katanya.
Kabag Umum Kanwil DJBC Aceh melanjutkan, “sebagai contoh pembelajaran, DJBC memiliki mas Iswandi yang sekarang kuliah S3 dengan beasiswa di Australia. Lalu ada mas Rendy Satya Padmanaba lulusan prodip 1 yang akan berangkat ke Amerika untuk kuliah S2. Selanjutnya mas Erwin Duadja yang lulusan S2 di Inggris mempelajari bidang teknologi informasi, dan masih banyak yang lain. Mereka semua adalah contoh pegawai muda yang menggali potensinya.”
“Saya ingin menekankan ke teman-teman semua bahwa kita harus dapat bersyukur bahwa kita dapat berkesempatan menjadi pegawai kementerian keuangan khususnya beacukai. Kemudian kita harus terus belajar dan menggali potensi dalam diri kita,” pesannya.
Ardani kemudian mencontohkan transformasi DJBC ibarat burung rajawali yang merontokkan bulunya untuk diganti dengan bulu baru agar dapat hidup lebih panjang dan sehat. “Itulah filosofi kita. Kita melakukan transformasi, kita melakukan reformasi, kita melaksanakan gerakan yang bertujuan beacukai semakin baik,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ardani juga menyampaikan cara penggunaan media sosial yang bijak. Secara umum penggunaan media sosial dibagi menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk branding diri, sepertiga berikutnya untuk berbagi hal-hal konstruktif, dan sepertiga yang terakhir untuk berkomunikasi agar saling mendapat manfaat dan nilai positif.
Menutup Bincang Besame Kite 1 bertema Menggali Potensi Dalam Diri Milenial, Ardani berpesan kepada peserta untuk selalu berdoa dan meminta petunjuk dari Allah Subhanahu wa ta’ala. “Mintalah yang terbaik menurut Allah Yang Maha Mengetahui, karena bisa jadi apa yang kita inginkan bukan lah yang baik untuk kita,” tutupnya.








