BELGIAN CUSTOMS KUNJUNGI BEA CUKAI BALI NUSRA, ADA APA GERANGAN ?

 

Mengetahui bagaimana institusi Bea Cukai negara lain melakukan pengawasan atas penyelundupan narkoba dan barang-barang illegal lainnya, tentu menjadi suatu hal yang menarik. Ketertarikan itulah yang membuat General Administrator of Customs and Excise of the Kingdom of Belgium, Kristian Vanderwaeren, dan Customs Counsellor Belgian Embassy, Eddy de Cuyper, melakukan courtesy meeting sekaligus study visit ke Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB dan NTT dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada hari Rabu (20/9/2019)

Kristian dan Eddy mengawali kunjungan dan study visitnya dengan melakukan courtesy meeting dengan Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB, dan NTT, Untung Basuki dan para jajarannya.  Dalam suasana diskusi yang cair dan hangat, Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB dan NTT, Untung Basuki, memberikan penjelasan mengenai gambaran umum kantor wilayah disertai pemaparan singkat terkait kinerja pengawasan dan penerimaan Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB, dan NTT.    Diskusi kedua belah pihak banyak membahas langkah-langkah yang dapat diambil dalam menangani kasus-kasus di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai seperti pemasukan Narkotika Psikotropika dan Prekursor (NPP), Undervaluation Scheme dalam importasi dan pencegahan pemasukan barang-barang terlarang melalui E-Commerce. "Kami saling bertukar pengalaman tentang pengawasan NPP dan e-commerce, termasuk bagaimana modus operandi yang digunakan, serta upaya penindakan yang dapat dilakukan" tutur Untung. 

Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan tentang penggunaan data Passenger Name Records (PNR) pada aplikasi Passenger Risk Management (PRM) oleh Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi, Teddy Triatmodjo dan Kepala Subseksi Intelijen KPPBC TMP Ngurah Rai, Irfianto Udhi Ilmawan. Teddy dan Ian menyampaikan bahwa aplikasi PRM yang dikembangkan oleh Direktorat Penindakan dan Penyidikan ini digunakan sebagai tools yang sangat membantu petugas Bea Cukai dalam melakukan analisis data penumpang pesawat udara, untuk mencegah berbagai kejahatan lintas negara / Trans National Organized Crime seperti NPP, terorisme, money laundering dll ke wilayah Indonesia. “Pertemuan seperti ini sangat konstruktif dan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media capacity building institusi kepabeanan antar kedua negara. Selain itu, pertemuan ini juga dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara DJBC dan Belgian Customs.” ujar Untung.

Kristian dan Eddy melanjutkan kunjungannya dengan melakukan study visit ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, untuk mengetahui implementasi aplikasi PRM di lapangan, serta pengawasan Bea Cukai atas bagasi penumpang dalam Baggage Handling System di bandar udara.  Kristian menyampaikan bahwa meskipun secara jumlah international passengers, Bandara I Gusti Ngurah Rai (IGNR) lebih kecil dibanding bandara Brussels, namun ternyata terdapat beberapa mekanisme pengawasan penumpang / barang penumpang yang dimiliki oleh Bea Cukai Ngurah Rai, yang terbukti efektif, namun belum dimiliki oleh Belgian Customs di Bandara Brussels. Selain itu, terdapat beberapa keterbatasan implementasi tools pengawasan di Belgian Customs dikarenakan adanya undang-undang privasi yang berlaku disana. 

Di akhir kunjungannya, Kristian menyampaikan bahwa diskusi dan study visitnya kali ini benar-benar bermanfaat serta memberikan insight baru dalam hal pengawasan di bandar udara Internasional.