Bea Cukai Tingkatkan Pelayanan Lewat CVC di Banda Aceh dan Lampung Selatan
Jakarta, 08-05-2025 – Bea Cukai Banda Aceh dan Kantor Wilayah Bea Cukai Sumatra Bagian Barat (Sumbagbar) tingkatkan pelayanan kepada para pelaku industri melalui kegiatan Customs Visit Customer (CVC) di masing-masing wilayah.
Di Aceh, pada 22–23 April 2025 Bea Cukai Banda Aceh melaksanakan kunjungan dan asistensi kepada empat pabrik rokok yang berlokasi di Kabupaten Aceh Besar, yaitu PT Hawa Makmu Beurata, CV Aceh Tobacco Mandiri, CV Aceh Cigar International Group, dan CV Rampagoe Jaya. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memberikan pemahaman menyeluruh mengenai ketentuan cukai yang wajib dipatuhi oleh pelaku industri hasil tembakau.
Selain pemaparan mengenai regulasi cukai, kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif dan tanya jawab antara petugas Bea Cukai dan pihak perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala lapangan serta mengukur pemahaman atas ketentuan yang telah disampaikan.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin memastikan pelaku usaha tidak hanya memahami, tetapi juga mampu menjalankan kewajibannya sesuai aturan yang berlaku. Pendekatan yang bersifat edukatif dan partisipatif ini adalah bentuk nyata dari fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance dan trade facilitator,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo,
Sementara itu, Kanwil Bea Cukai Sumbagbar melaksanakan kegiatan serupa ke perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat (KB) yang bergerak di sektor pengolahan makanan laut dan berlokasi di Lampung Selatan, PT Bumi Menara Internusa,
Selain membahas tantangan operasional terkait kepabeanan, juga dilakukan asistensi terhadap sistem CCTV dan IT Inventory yang digunakan oleh perusahaan, serta peninjauan langsung ke area produksi.
Melalui CVC di dua wilayah ini, Bea Cukai berharap dapat memperkuat sinergi dengan stakeholders dan mendorong kepatuhan industri terhadap peraturan yang berlaku. Upaya ini diharapkan dapat berdampak pada kelancaran aktivitas produksi serta peningkatan efisiensi dalam pelayanan kepabeanan dan cukai.
“Pendekatan yang komunikatif dan asistif akan terus kami kembangkan untuk memastikan pelayanan yang optimal sekaligus pengawasan yang efektif,” tutup Budi.