Bea Cukai Priok Dukung CFS Center
Jakarta (11/04/2018) - Hari ini Bea Cukai Tanjung Priok diundang dalam Focuss Group Discussion yang diinisiasi oleh Forum Wartawan Maritim (FORWAMI). Sudah menjadi rahasia umum Biaya logistik di Indonesia lebih tinggi dari Negara ASEAN lain. Rapat demi rapat terselenggara untuk membahas solusi dari permasalahan ini, CFS (Container Freight Station) Center merupakan salah satu terobosan yang ditawarkan oleh IPC. CFS merupakan fasilitas penyimpanan kontainer impor berstatus Less Than Container Load (LCL) yang masih dalam pengawasan kepabeanan dengan tujuan mempelancar arus barang dan pengurusan dokumen pelabuhan dan diyakini bisa memangkas penurunan biaya impor hingga 10%. Namun menurut pengguna jasa, CFS Center ini belum terasa manfaatnya. Dengan latar belakang ini, Forwami mengadakan FGD dengan tema "Membedah Peran CFS Center dalam Menurunkan Biaya Logistik di Pelabuhan" Hadir sebagai Narasumber diantaranya Bea Cukai Tanjung Priok, Otoritas Pelabuhan, ALFI, dan IEI.
Diwakili oleh kepala Bidang PPC II, Ircham Habib, Bea Cukai memberikan memaparkan CFS dari segi kepabeanan dan cukai sendiri, "CFS sendiri sampai saat ini perlakuan peraturan dan hak kewajibanya sama dengan Tempat Penimbunan Sementara, karena pada dasarnya operator CFS juga merupakan opearator TPS," ungkap Habib. Saat ini operator CFS adalah TPS APW dan MTI. Ircham sendiri sangat mendukung konsep CFS Center ini. Menurut beliau, CFS Center ini menawarkan pelayanan yang lebih mudah dengan sistem one stop servisnya, mempermudah pengawasan bea cukai karena terpusat pada satu titik dan tentunya biaya yang transparansi dan seragam.
Terlepas dari hal hal tersebut, para pemangku kepentingan sudah mempunyai semangat yang sama untuk membuat pelabuhan lebih bagus dengan berbagai program program yang dicanangkan, sehingga bukan hal yang mustahil kedepan Pelabuhan Tanjung Priok akan menjadi pelabuhan berkelas dunia.