Bea Cukai Catatkan Kinerja Positif Penerimaan dan Pengawasan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global



Jakarta, 26-06-2025 - Kondisi geopolitik yang meruncing di wilayah timur tengah dan perdagangan global menimbulkan risiko inflasi tinggi dan mengancam ekonomi global. Untuk menghadapi kondisi ini, APBN terus bekerja keras dalam rangka melakukan mitigasi terhadap situasi yang terus bergejolak dan berkembang.

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTa yang digelar pada Selasa (17/06) mengungkapkan bahwa APBN tetap terjaga dan terus melaksanakan tugasnya untuk menjaga perekonomian dan masyarakat. 

Indonesia tetap bisa menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga stabilitas kebijakan fiskal yang responsif dan adaptif, baik di tengah tensi global yang memuncak maupun di tengah volatilitas pasar keuangan dan perekonomian global.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, mengungkapkan bahwa Bea Cukai memiliki peran dalam APBN melalui penerimaan kepabeanan dan cukai yang akan ditujukan bagi kebermanfaatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Budi menyebutkan bahwa penerimaan kepabeanan dan cukai sampai dengan bulan Mei 2025 mencapai Rp122,9 triliun (40,7 persen dari target APBN) atau tumbuh sebesar 12,6 persen (yoy) yang didorong oleh penerimaan bea keluar dan cukai.

“Pengawasan Bea Cukai menunjukkan kinerja positif terutama dalam efektifitas penindakan, sebagai bentuk upaya untuk melindungi masyarakat dan mengamankan perekonomian nasional dari barang ilegal dan penyelundupan,” ujar Budi.

Bea Cukai telah melakukan 12.582 penindakan kepabeanan dan cukai sampai dengan bulan Mei 2025 yang menghasilkan perkiraan nilai tangkapan sebesar Rp6,9 triliun atau tumbuh 146,1 persen (yoy), sedangkan penindakan narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP) bersama aparat penegak hukum (APH) mencapai 679 penindakan dengan barang bukti mencapai 6,5 ton atau tumbuh 176,8 persen (yoy).

Budi mengungkapkan bahwa kegiatan ekonomi di kawasan berfasilitas juga masih tumbuh dengan insentif kepabeanan sampai dengan Mei 2025 mencapai Rp16,8 triliun atau tumbuh 21,3 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan insentif untuk fasilitas bea masuk kawasan berikat, kawasan ekonomi khusus, dan pertahanan keamanan.

“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terutama masyarakat atas kerja sama dalam mendukung kinerja APBN di sektor kepabeanan dan cukai. Kami berharap APBN dapat terus terjaga, sehingga tetap mampu menjaga perekonomian dan masyarakat,” pungkas Budi.