TERNYATA, BANYAK PENGUSAHA DI BANDUNG YANG INGIN MENDUNIA

Bandung, 17 Mei 2016. Sekitar tujuh puluh orang pengusaha muda memadati ball room di Hotel Newton di jalan RE Martadinata atau yang terkenal sebagai jalan Riau. Mereka hadir di tempat itu untuk mencari informasi bagaimana mengirimkan barang mereka ke seluruh dunia. Ada acara apa di Hotel Newton itu?

  

Ternyata, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Perindustrian dan Perdagangan Kodya Bandung bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan KPPBC TMP A Bandung Bandung, serta salah satu forwarding company, menggelar Sosialisasi Penyederhanaan Sistem dan Prosedur Ekspor. Sebuah forum yang ditujukan untuk menambah wawasan para pengusaha muda agar lebih agresif memasarkan produknya ke mancanegara.

  

Kegiatan yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kodya Bandung ini memaparkan kebijakan ekspor dari Kementerian Perdagangan, Sistem dan Prosedur Ekspor dari Bea dan Cukai, serta praktik perdagangan Internasional dari perusahaan forwarder. Materi yang cukup lengkap ini diikuti dengan antusias oleh para pengusaha muda dari UKM binaan Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Madya Bandung. Tercatat tujuh orang penanya dari berbagai bidang usaha yang menanyakan hal-hal seputar ekspor, seperti batasan ekspor, jenis barang apa saja yang bisa diekspor, persyaratan ekspor barang cair dan frozen food serta kebijakan ekspor.

Bahkan seorang narasumber dari Bea dan Cukai, ibu Bety Ijani Harmawaty, sempat kebanjiran pertanyaan baik dalam forum tersebut maupun setelah acara selesai. Hal ini terjadi karena Ibu yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi di KPPBC TMP A Bandung ini, menjelaskan bahwa sistem dan prosedur ekspor di Bea Cukai sudah sedemikian sederhana, transparan dan bebas biaya alias gratis. Sehingga adanya kepastian, baik waktu maupun proses ekspor yang bisa dirasakan langsung oleh pengusaha.

Selama ini para pengusaha dihantui oleh ketidakpastian proses, waktu dan biaya ekspor. Mereka khawatir ekspornya akan memakan biaya tinggi sehingga harga jual produk mereka di luar negeri tidak dapat bersaing dengan kompetitor.

Dengan adanya sosialisasi ini, mereka termotivasi untuk memasarkan produknya di luar negeri. Karena produk mereka yang berupa makanan, minuman, kerajinan tangan dan lain-lain, sangat unik. Sehingga mereka yakin pangsa pasarnya akan terbuka luas di mancanegara.

Pemerintah Kota Madya Bandung sendiri telah bekerja sama dengan negara tetangga Malaysia untuk membuka toko Little Bandung. Toko ini akan menjual berbagai macam produk mulai dari kerajinan hingga kuliner khas Bandung di Kuala Lumpur. Sebelumnya, Little Bandung juga sudah dibuka di Paris, Perancis.

Pemerintah berharap agar semakin banyak pengusaha UKM menjadi pemain yang handal baik di pasar Internasional maupun lokal. Sehingga akan memberikan dampak positif kepada perekonomian Indonesia.

Seksi PLI KPPBC TMP A Bandung