Terima Fasilitas Kawasan Berikat, Perusahaan di Jateng Ini Siap Pacu Ekspor dan Serap Ribuan Tenaga Kerja



Semarang, 12-09-2025 - Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng DIY) memberikan fasilitas fiskal kawasan berikat kepada PT Chengda International Indonesia pada Selasa (09/09). Fasilitas ini diberikan sebagai langkah Bea Cukai dalam mendukung ekspor, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat, R. Megah Andiarto, menjelaskan bahwa melalui fasilitas ini, perusahaan mendapat insentif fiskal berupa pembebasan bea masuk, tidak dipungut PPN, serta keringanan lainnya yang dapat menekan biaya produksi.

“Adanya fasilitas ini membuat perusahaan dapat lebih efisien sehingga produknya mampu bersaing di pasar internasional. Jika hal itu diraih, maka daya saing industri nasional dan ekspor pun meningkat, investasi meluas, dan menciptakan lapangan kerja baru,” terang Megah.

PT Chengda International Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah bergerak di bidang produksi sol sepatu bagian luar dan dalam. Produknya ditargetkan ke pasar di berbagai negara, seperti Tiongkok, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan India. Perusahaan ini juga tercatat telah menanamkan investasi sebesar Rp205 miliar.

Pada tahun 2025, PT Chengda International Indonesia mampu menyerap 480 tenaga kerja dan diproyeksikan meningkat hingga 1.150 orang pada 2029. Dari sisi devisa, perusahaan berkontribusi sebesar USD7,95 juta atau sekitar Rp130 miliar pada 2025 dan diperkirakan melonjak menjadi USD34 juta atau sekitar Rp500 miliar pada 2029.

Direktur PT Chengda International Indonesia, Jia Renhua, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan Bea Cukai. “Terima kasih atas fasilitas kawasan berikat yang diberikan. Kami akan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk meningkatkan daya saing produk kami di pasar global,” ungkap Jia.

Selain memberikan manfaat langsung berupa peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja, berdirinya perusahaan ini juga memicu pertumbuhan ekonomi lokal. Sejumlah usaha seperti toko kelontong, kos-kosan, rumah makan, hingga penyedia alat tulis kantor di sekitar kawasan perusahaan ikut terdorong berkembang.

Harapannya, adanya fasilitas ini mendorong terciptanya ekosistem industri yang sehat, berdaya saing, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah maupun nasional.