Ini Jurus Bea Cukai Priok Pertahankan Dwelling Time

Jakarta (10/01/18) - Awal tahun menjadi momen untuk menyampaikan evaluasi dari kegiatan pada 2017, salah satunya tentang dwelling time. Walaupun dwelling time menjadi isu yang sudah lewat, namun tetap menjadi fokus dari presiden Joko Widodo. Salah satu cara menurunkan angka dwelling time adalah dengan adanya mekanisme Truck Lossing bagi perusahaan MITA, importir produsen, dan importir tertentu.

Kamis (10/01), Bea Cukai Tanjung Priok mengundang 50 perusahaan MITA untuk mengikuti Focus Group Discussion dengan tema Truck Lossing. Pada Desember 2017, dwelling time secara keseluruhan naik. Khusus untuk perusahaan MITA kepabeanan pada Desember 2017 mencapai 2,157 hari dari target 2,7 hari.

"Walaupun masih di bawah target, namun ada yang aneh pada tahap Post Clearance, yakni mencapai 2 hari. Hal itu tidak jauh berbeda dengan jalur merah dan kuning, lalu apa bedanya disematkan perusahaan MITA?" tegas Kabid PPC II, Irham Habib selaku narasumber dari FGD ini. 

"Harusnya dengan privilege yang dimiliki perusahaan MITA, Post Clearance bisa lebih rendah dari itu, apa setelah SPPB gak dikeluarkan langsung ya?" tanya beliau kepada peserta.

FGD berjalan dengan komunikatif, para peserta diminta menyampaikan beberapa pengalaman ataupun kendala yang diperoleh jika memakai Truck Lossing. Salah seorang peserta mengungkapkan bahwa Kendala pada Truck Lossing ini yaitu koordinasi instansi/perusahaan yang berkaitan yakni Bea Cukai, Pelindo, TPS, serta perusahaan pelayaran.

"Memang kalau di Bea Cukai tidak menghabiskan waktu yang lama pak, namun pengurusan yang lain di TPS maupun saat kapal bongkar yang butuh koordinasi ekstra cepat dan akurat, misalnya saja pengalaman saat truk kami menunggu hampir 20 jam proses bongkar kontainer dari kapal, ternyata kontainernya sudah termuat ke truk TPS," ujar salah satu peserta.

Dalam kegiatan ini pun, Kepala Kantor Bea Cukai Priok, Dwi  Teguh mengungkapkan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan pihak Pelindo terkait konsen Bea Cukai untuk mendorong Truck Lossing. Dengan koordinasi antar pimpinan instansi ini diharapkan menghasilkan keputusan yang menunjang kemudahan Truck Lossing.