Diselipkan di Tas, Sabu ini Tetap Terendus Petugas Bea Cukai Yogyakarta

Yogyakarta (30/07/2018) – Dalam menjalankan perannya sebagai community protector, Bea Cukai terus melakukan peran aktif dalam melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang yang dibatasi dan dilarang peredarannya ke Indonesia, tak terkecuali narkotika. Seperti yang baru saja dilakukan oleh petugas Bea Cukai Yogyakarta yang bekerja sama dengan petugas Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, pada Minggu (22/07), dalam upaya membongkar penyelundupan narkotika jenis methampethamine (sabu) di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Adisucipto Yogyakarta.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (27/07), Direktur Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai, Bahaduri Wijayanta Bekti Mukarta mengungkapkan kronologi penindakan sabu tersebut. “Kami telah melakukan penindakan terhadap seorang penumpang pesawat SILK Air dengan nomor penerbangan MI 152 rute Singapura-Yogyakarta. Penumpang tersebut berinisial SAA (30) berkebangsaan Thailand. Berdasarkan pemindaian dengan mesin x-ray dan pemeriksaan barang bawaan, didapati serbuk kristal yang disembunyikan secara melawan hukum di dalam dinding ransel.”

Selanjutnya, lanjut Widjayanta, SAA bersama barang bukti dibawa oleh petugas Bea Cukai dibantu oleh Petugas Lanud AAU Adisucipto dan Pegawai Angkasa Pura I (Avsec) ke Kantor Bea Cukai Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Hasil pemeriksaan awal menggunakan narcotest, barang tersebut teridentifikasi sebagai methamphetamine (sabu) dengan berat 1.108 gram. Petugas pun telah mengirim contoh barang untuk dilakukan uji laboratorium dan pemeriksaan ke Laboratorium Bea Cukai Tanjung Emas dan diperoleh kesimpulan hasil pengujian dan identifikasi barang berupa sabu yang termasuk dalam narkotika golongan I,” jelasnya.

Terhadap tersangka dan barang bukti telah dilimpahkan ke BNN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan pemasukan (importasi) barang larangan tersebut melanggar Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Kasus ini melanggar pasal 114 ayat (2) dan pasal 112 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009 dengan ancaman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup.