EKSPOR KIAN MUDAH LEWAT RUMAH SOLUSI EKSPOR DAN ASISTENSI DARI BEA CUKAI

 



Jakarta, 05-03-2021 – Dalam rangka mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) Bea Cukai secara berkesinambungan memacu kegiatan ekspor di berbagai daerah. Kerja sama dilakukan dengan para pelaku usaha, instansi pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait lainnya. Upaya tersebut dilakukan lewat kegiatan asistensi dan pemberian informasi terkait tata laksana ekspor.

Bea Cukai Kudus mengadakan sharing session pembentukan rumah solusi ekspor yang dihadiri pengusaha mebel yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jepara. Kepala Kantor Bea Cukai Kudus, Gatot Sugeng Wibowo, mengungkapkan bahwa Bea Cukai Kudus mencoba mendukung para pelaku ekspor dengan membentuk suatu wadah yang dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat ekspor.

“Wadah tersebut nantinya akan menjadi tempat para pengusaha pelaku ekspor dan instansi terkait yang menangani ekspor, bertemu. Diharapkan wadah tersebut dapat menjawab permasalahan para pengusaha pelaku ekspor di Jepara dengan cepat, sehingga kegiatan ekspor dapat berjalan lancar dan membantu meningkatkan ekonomi nasional,” ungkap Gatot.

Pembentukan rumah solusi ekspor juga dilakukan oleh Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Barat. Media ini merupakan suatu wadah informasi sekaligus terobosan yang dimiliki Bea Cukai Wilayah Jawa Barat sebagai one stop solution untuk menjawab berbagai permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan publik. Salah satu perusahaan yang telah memanfaatkan rumah solusi ekspor impor ini adalah PT Yakjin Jaya Indonesia yang berada di bawah pengawasan Bea Cukai Bogor.

“Dalam kunjungannya kali ini, PT Yakjin berkonsultasi terkait prosedur perizinan fasilitas Kawasan berikat atas proses akuisisi yang dilakukan PT Yakjin Jaya Indonesia terhadap PT Viana Unggul Garmindo,” ungkap Nurtanti Widyasari, Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kantor Bea Cukai Wilayah Jawa Barat.

Diharapkan melalui wadah Rumah Solusi Ekspor Impor ini, Bea Cukai Jabar dapat menjawab berbagai permasalahan yang dialami oleh seluruh stakeholder/perusahaan dalam mengembangkan industrinya sehingga pondasi perekonomian nasional khususnya di wilayah Jawa Barat akan semakin kuat dan berkembang.

Masih di wilayah Jawa Barat, Bea Cukai Tasikmalaya memberikan asistensi fasilitas kepabeanan kepada PT Ablasi Priangan Lestasi yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industry pengolahan kayu. Dari asistensi tersebut, PT Albasi Priangan Lestari direkomendasikan mendapat fasilitas Kawasan Berikat. Sebelumnya perusahaan tersebut juga telah mendapat fasilitas KITE Pembebasan.

“Perusahaan masih menemukan kendala terkait dengan penyediaan IT Inventory yang sesuai dengan ketentuan, tetapi Bea Cukai Tasikmalaya siap melakukan pendampingan apabila perusahaan memerlukan bantuan atau konsultasi terkait dengan pemenuhan ketentuan pada IT Inventory,” ungkap Ismail Hakim, Pejabat Fungsional pada Bea Cukai Tasikmalaya.

Klinik ekspor juga telah berjalan aktif di Bea Cukai Gresik, hal tersebut diungkapkan oleh Eko Rudi Hartono, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai V Bea Cukai Gresik. Untuk menyukseskan Klinik ekspor, Bea Cukai Gresik telah menggandeng Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan Atase Perdagangan di Hongkong dan China.

Upaya untuk mendorong ekspor tidak hanya aktif dilakukan di wilayah Jawa melainkan di seluruh wilayah Indonesia. Di Kalimantan, Bea Cukai Pontianak mengikuti focus group discussion dengan Dinas Karantina Tumbuhan Keamanan Hayati Nabati tentang peluang dan potensi peningkatan ekspor lada dan biji pinang di provinsi Kalimantan Barat. Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Bea Cukai Pontianak, Agung Wahyuono mengharapkan agar para eksportir dapat mengurus administrasi kepabeanan agar data statistik ekspor lada dan biji pinang yang berasal dari Kalimantan Barat dapat diketahui. “Selama ini masih banyak eksportir di Kalimantan Barat yang mengekspor hasil produksinya melalui Pelabuhan di luar Kalimantan Barat sehingga data ekspor belum diketahui,” ungkapnya. Agung juga mengusulkan pembentukan klinik ekspor agar setiap masalah ataupun hambatan dalam kegiatan ekspor dapat dengan mudah diselesaikan.

Di wilayah timur Indonesia, Bea Cukai Maumere berkoordinasi dengan PT Meratus Line dalam rangka “Gerakan Dukung Ekspor di Pulau Flores”. Saat ini Bea Cukai Maumere memiliki program untuk mendorong pertumbuhan ekspor di Pulau Flores yang dilakukan lewat sosialisasi dan koordinasi.

Muhammad Ridwansyah, Kepala PT Meratus Line Cabang Maumere menyambut baik program tersebut. “Kami dari PT Meratus Line siap memberikan support dan berkomitmen memfasilitasi seluruh kebutuhan dari sisi sarana pengangkut untuk membantu melancarkan kegiatan ekspor dari Pulau Flores” ungkap Ridwansyah.

Upaya serupa juga dilakukan Bea Cukai Ambon. Koordinasi dilakukan dengan beberapa pihak antara lain Dipserindag Provinsi Maluku, Balai Karantina Pertanian Ambon, surveyor, serta beberapa perusahaan di wilayah Ambon. Kepala Kantor Bea Cukai Ambon, Saut Mulia mengungkapkan bahwa Disperindag Provinsi Maluku bersama dengan Bea Cukai dan Karantina Pertanian tengah berupaya membangkitkan ekspor non perikanan dari Maluku.