Masih Berlanjut, Bea Cukai Semarang Lakukan Asistensi IT Inventory Kawasan Berikat di Kawasan Industri Candi

Semarang (05/09) – Masih dalam rangkaian tindak lanjut dari Forum Group Discussion (FGD) “Penetapan Layanan Mandiri pada Kawasan Berikat”, Bea Cukai Semarang melakukan asistensi IT Inventory untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Kawasan Berikat Mandiri. Kali ini asistensi dilaksanakan di PT. Anugrah Guna Abadi dan PT. Helmut Zeph Indonesia yang berada di bawah pengawasan Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai VIII. Selaku pemateri adalah Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai XXII, Kristanto yang didampingi oleh Kepala Seksi PKC VIII, Agung Saptono dan Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi, Nurhaeni Hidayah.

Dalam asistensi IT Inventory ini, hal yang menjadi fokus utama adalah menguji IT Inventory dari masing-masing perusahaan. Uji IT Inventory dilakukan dengan cara mengambil sampel dokumen BC 2.3 Impor dan BC 3.0 Ekspor untuk dibandingkan dengan data di sistem Akuntansi, IT Inventory dan tujuh laporan, sekaligus pengecekan barang secara langsung di gudang. Untuk bisa menjadi Kawasan Berikat Mandiri, perusahaan harus memiliki IT Inventory dengan kategori A atau B.

Anugrah Guna Abadi menjadi perusahaan pertama yang dikunjungi untuk diuji IT Inventory-nya. Setelah dilakukan pengujian, didapati IT Inventory perusahaan sedang dalam proses perbaikan menuju kategori A. Pengujian belum bisa dilakukan karena ada migrasi data yang belum selesai dan sistem akuntansi perusahaan yang masih menggunakan worksheet excel. Untuk uji pengecekan secara langsung ke gudang, barang mudah ditemukan, tetapi ada selisih dibandingkan dengan pencatatan di data IT Inventory.

Kemudian, kunjungan dilanjutkan ke PT. Helmut Zeph Indonesia. Dari hasil pengujian, didapati IT Inventory perusahaan sudah baik dan ada di kategori A. Sedikit perbaikan yang diperlukan diantaranya, pencatatan bahan baku untuk pekerjaan makloon belum masuk ke sistem akuntansi dan untuk selanjutnya harus dimasukkan ke pencatatan, pencatatan terkait pemindahan barang modal ke bagian produksi tidak seharusnya dimasukkan ke catatan pengeluaran perusahaan. Untuk uji pengecekan secara langsung ke gudang, barang mudah ditemukan dan tidak ada selisih jumlah dibandingkan dengan pencatatan di IT Inventory.

Dari kunjungan ini, perusahaan diharapkan untuk dapat memberdayakan IT Inventory dengan optimal agar ketika ada audit kepabeanan, temuan bisa seminimal mungkin. Untuk perusahaan yang sedang dalam proses perbaikan IT Inventory diharapkan juga untuk segera menuju kategori A atau B sebelum batas waktu yang ditentukan agar fasilitas kawasan berikat tidak dibekukan.

 

 

 

Bea Cukai Makin Baik

Bea Cukai Semarang

Lebih Fokus, Lebih Baik