Bea Cukai Sambung Rasa, Upaya Membangun Sinergi dan Komunikasi

Semarang - Dalam rangka menyelenggarakan fungsi bimbingan dan kepatuhan pengguna jasa dan konsultasi di bidang kepabeanan, khususnya tentang permasalahan yang muncul di perusahaan Kawasan Berikat (KB), Bea Cukai Semarang mengadakan kegiatan Bea Cukai sambung Rasa dengan mengambil tema “Bea Cukai Semarang dan Stakeholder Mengedepankan Komunikasi dan Keterbukaan” pada Selasa (20/03) bertempat di PT. Selalu Cinta Indonesia (SCI), Salatiga.


Forum sambung rasa kesempatan kali ini menjadi yang pertama di tahun 2018 dan mendapatkan sambutan yang hangat terbukti dengan hadirnya 36 perusahaan kawasan berikat di wilayah selatan pengawasan Bea Cukai Semarang. Dipimpin oleh Kepala Kantor, tim narasumber Bea Cukai Semarang yang terdiri dari Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan Cukai (PKC) III, PKC IV, Penindakan dan Penyidikan (P2), Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen (PDAD) serta Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) hadir dalam forum ini. Dalam sambutannya, Iwan Hermawan selaku Kepala Kantor Bea Cukai Semarang menyampaikan arti penting acara ini. “Sambung Rasa ini sebagai upaya kami membangun sinergi dan komunikasi yang baik dengan pengguna jasa, dimana kemungkinan terdapatnya permasalahan di lapangan yang tidak diatur dalam peraturan sehingga diperlukan komunikasi dan keterbukaan untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan proses bisnis perusahaaan di lapangan”, jelas Iwan.


Dalam sesi dialog tanya-jawab, banyak pertanyaan yang dilontarkan perwakilan perusahaan KB terkait dengan permasalahan di kawasan berikat yang sekiranya tidak diatur dalam peraturan dan kebijakan seperti apa dari Bea Cukai Semarang yang bisa menjadi solusi permasalahan. Secara bergantian tim narasumber Bea Cukai Semarang menjawab dan memberi tanggapan dengan tetap mempertimbangkan aspek pelayanan, good governance dan manajemen SDM kantor Bea Cukai Semarang.


Diharapkan dengan kegiatan sambung rasa ini, semua permasalahan di perusahaan KB dapat diketahui, dilihat secara langsung di lapangan dan dapat ditemukan solusi kepada pengguna jasa. Terdapat persamaan persepsi dalam menyelesaikan masalah sehingga terbentuk sinergi dan terbangun komunikasi yang baik dengan pengguna jasa yang pada akhirnya proses bisnis perusahaan KB di lapangan dapat berjalan dengan lancar.