Bea Cukai Bandung Kenalkan Aplikasi SIJANET yang Mudahkan Pengguna Jasa

Bandung, 17 Oktober 2019 – Dilandasi semangat untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa, Bea Cukai Bandung membangun sistem aplikasi khusus pengelolaan jaminan yang dinamakan Aplikasi Jaminan Elektronik atau SIJANET, pada Jumat (11/10).

Kepala Kantor Bea Cukai Bandung, Dwiyono Widodo, menjelaskan fungsi aplikasi berbasis web yang mengintegrasikan proses penyerahan, pengelolaan jaminan, dan penarikan, sehingga dapat mengakomodasi kepentingan terjamin, penjamin, seksi pelayanan kepabeanan dan cukai, petugas hanggar, seksi perbendaharaan, dan seksi pengolahan data dan administrasi data ini. “Bagi pengguna jasa, aplikasi ini sangat membantu sehingga tidak perlu datang ke kantor Bea Cukai, cukup dengan komputer atau laptop yang sudah terpasang SIJANET. Hal yang lebih memudahkan pengguna jasa, SIJANET juga memudahkan input laporan realisasi langsung dari sistem yang dijadikan data penarikan jaminan, sehingga tidak perlu lagi mencetak data realisasi yang menggunakan kertas berlembar-lembar (paperless),” paparnya.

Selain bertujuan untuk optimalisasi pelayanan, Dwiyono menambahkan, SIJANET juga dirancang untuk mewujudkan pengawasan yang efektif dan efisien, yaitu monitoring jangka waktu jaminan dan realisasi pengeluaran sementara yang dilakukan oleh sistem. Sebelum diluncurkan hari ini, telah dilakukan proses piloting atau uji coba kepada tujuh perusahaan kawasan berikat dan lima perusahaan penjamin atau asuransi, dengan hasil memuaskan. “Tentu saja ini akan lebih memudahkan tugas pengawasan oleh petugas hanggar juga,” ujarnya.

Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Agus Sudarmadi, yang turut hadir dalam acara launching aplikasi ini mengungkapkan pentingnya penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bea Cukai. “Tugas dan fungsi kami meliputi dua dimensi, yakni dimensi pelayanan yang menuntut pemberian layanan terbaik kepada pengguna jasa (cepat, efisien, dan transparan), dan dimensi pengawasan yang menuntut memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi celah-celah kecurangan (fraud) maupun pengawasan atas barang-barang larangan (narkotika, psikotropika, dan sejenisnya) seolah menjadi dua sisi mata uang yang saling berlawanan. Pengawasan yang terlalu ketat berpotensi pada layanan yang semakin lambat, karena proses pemeriksaan barang yang begitu ‘rigid’ dan selektif. Sebaliknya, mengutamakan fungsi pelayanan yang menuntut kecepatan juga berpotensi berdampak pada aspek pengawasan yang kurang optimal. Kedua hal tersebut pada akhirnya menjadikan penerapan teknologi informasi dalam tugas fungsi layanan dan pengawasan lagi-lagi menjadi pilihan solusi,” jelasnya.

Agus juga berharap semoga dengan adanya inovasi berbentuk aplikasi SIJANET ini dapat semakin meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa sesuai dengan moto yang dipegang teguh oleh seluruh pegawai Bea Cukai Bandung, yaitu amanah, professional, dan inovatif demi Bea Cukai yang makin baik.

<